Jumat, 18 November 2016

Gita Cinta yang Tersimpan

8 comments

Gita Cinta yang Tersimpan


Gita Cinta yang Tersimpan (tamat)

Ya Inilah Cinta.
Waktu terus berjalan ujian sekolah telah usai, tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Siswa dan siswi di SMA tempat Ima termasuk Ima menunggu dengan berdebar-debar. Ini adalah akhir perjuangan setelah tiga tahun berlalu. Dan babak baru menunggu di hadapan mereka.

Hari ini usia Ima tepat tujuh belas tahun. Mama Ima menyiapkan pesta ulang tahun untuk Ima. Sebenarnya Ima tidak meminta mama menyiapkan pesta itu, apalagi tanpa Joe, Ima sedih. Ima sangat ingin Joe datang dan memberi ucapan ulang tahun untuknya. Tapi mama punya alasan dan mama adakan karena sebentar lagi Ima akan berpisah dengan teman-temannya, setelah lulus dari SMA.


Ima mengundang teman-temannya atas persetujuan orang tuanya.
Ken tampak ikut membantu Ima mengundang teman-temannya untuk hadir di pesta ulang tahun Ima.

Ima sangat berharap Joe akan datang malam ini di pesta ulang tahunnya, "tapi dimanakah Joe ?" Bisik hati Ima.

"Hai!" Tiba-tiba saja Ken sudah ada di hadapan Ima.

"Eh, Ken ...., sejak kapan kau berdiri di hadapanku? Kok tiba-tiba gitu!" Ima tersentak kaget.

"Pasti kamu lagi ingat Joe kan? Tentu saja kau tak melihat kehadiranku." Ken menjawab dengan santai duduk disamping Ima.

"Ken, apakah Joe akan hadir di pestaku?"

"Berdoalah, semoga Joe hadir di pestamu Ima."

"Ken, pesta ini tak lengkap tanpa kehadiran Joe."

"Ok, aku tahu perasaanmu." Ken mengusap air mata Ima. "Semoga Joe hadir di pestamu Ima, aku yakin Joe juga sangat ingin  hadir di hari istimewamu ini." Ken tidak tega melihat kesedihan Ima, tapi Ken punya rahasia yang harus dia jaga sebagai sahabat dari keduanya, Ima dan Joe.


Acara pesta ulang tahun segera di mulai tapi orang yang sangat di harapkan Ima untuk hadir di malam istimewa itu, belum juga datang. Ima sangat kecewa dan sedih. "Ah, apakah Joe tak akan datang ?" Pikir Ima dalam hati. "Ya aku tak tahu alamatnya, mana mungkin Joe datang." Pikir Ima lagi.

Ken tampak gelisah menyaksikan Ima yang tidak bersemangat di pestanya sendiri. Ken berulang kali melihat jam di handpone-nya. Waktu makin dekat untuk memulai pesta, Ken mencoba menghubungi seseorang lewat handpone-nya, tapi tak ada jawaban.

Mama dan papa Ima tampak tersenyum ramah menyambut kedatangan teman-teman Ima. Sesekali mama menggoda Ima, "senyum dong sayang ..., yang punya pesta kok sedih gitu."

Ima tersenyum dipaksakan untuk membuat mamanya senang, "terima kasih ya mah pestanya." Mama menganggukkan kepalanya menggandeng tangan Ima menemui teman-teman yang sudah berdatangan.


Detik-detik acara dimulai semakin dekat. Tiba-tiba suasana hening sejenak, hampir semua mata di ruangan itu tertuju pada tamu yang baru saja datang. Walau penampilannya sangat berbeda dari saat terakhir mereka berpisah, seorang pemuda itu masih mereka kenali, di dampingi kedua orang tuanya. Memasuki ruang pesta dengan sangat berwibawa namun tak menghilangkan kesan ramahnya, senyum khas milik Joe selalu tak terlupakan, terlebih lagi bagi Ima sang pemilik pesta.

"Joe.." Pekik Ima tak bisa menahan rasa kangen dan kagetnya. Ima langsung menghampiri Joe dan tak sadar memeluknya, "Joe ...., aku kangen, kau lama menghilang."

"Ayo, kita mulai dulu pestanya, aku juga kangen Ima, kau baik-baik sajakan? Nanti kita ngobrol banyak ya, malu ih itu sama om dan tante." Bisik Joe melepas pelukan Ima perlahan, walau sebenarnya Joe enggan melepaskan pelukannya.

"Joe! Akhirnya kau datang juga, aku sempat kacau nih! Hampir saja aku bocorkan rahasia yang kusimpan lama, hahaha ...." Ken langsung menghampiri Joe.

"Hah! Rahasia apa antara kalian?!" Ima tampak bingung.

"Bukan cuma, aku dan Joe, tapi juga tante." Ken yang sudah tak tahan meluapkan kelegaannya langsung nyerocos dengan entengnya.

"Jadi kalian berdua juga mama sekongkolnya menyiksaku!" Suara Ima sedikit meninggi.

"Ssssseeeeettttt! Sudah, ayo kita mulai dulu pestanya, lihat itu mereka sudah menunggu." Mama menghampiri Ken, Joe dan Ima. Tampak ayah dan ibu Joe sudah berdiri di depan kue tar ultahnya Ima ditemani oleh papa Ima, mereka tamoak tersenyum, memandangi ulah Ken, Joe dan Ima.

Akhirnya malam itu lengkaplah kebahagiaan Ima. Penantian dan keyakinannya untuk berkorban demi seorang yang tak pernah lepas dalam ingatannya tidak sia-sia. Senyum kebahagiaan terus terukir di bibir tipis Ima malam itu.


Sementara teman-teman Ima menikmati pesta ulang tahun Ima. Orang tua Ima dan orang tua Joe menempati ruangan lain.
Sebenarnya keluarga Joe dan keluarga Ima memang sudah saling mengenal sejak Joe dan Ima masih duduk di bangku SMP. Mereka tetap menjalin hubungan baik sampai Joe dan Ima duduk di bangku SMA. Dulu saat Joe dan Ima masih duduk dibangku SMP para orang tua ini pernah bercanda kalau suatu saat nanti bisa berbesanan.

Joe dan Ima melepas kerinduannya. Mereka bercerita tentang banyak hal selama mereka berpisah.
Akhirnya Ima mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dan kado sepesial dari Joe di hari ulang tahunnya ini, sesuai dengan harapannya.

Ken tersenyum bahagia menyaksikan kebahagiaan Ima dan Joe. Bagi Ken cinta tak selamanya harus memiliki, melihat orang yang dia sayang bahagia itu sudah cukup bagi Ken. Bagaimanapun cinta tak bisa dipaksakan. Ken harus rela karena Ima memilih Joe yang juga sahabat baiknya.


"Ima, aku minta maaf ya, waktu itu pergi gitu aja." Kata Joe.

"Kau jahat, Joe kau pergi tak jelas alamatmu di mana." Ima dengan suara merajuk.

"Oh, kalau begitu, tante menepati janjinya." Kata Joe sambil tersenyum.

"Apa? Jadi mama tahu alamatmu ?" tanya Ima sangat kaget.

"Kau lupa ya, kalau orang tua kita itu sudah saling kenal, sejak kau dan aku masih di SMP." Jawab Joe santai.

"Ya ampun, dua tahun lebih aku menunggumu tanpa kabar berita Joe." Ima benar-benar tidak menduga.

"Tapi aku tahu banyak tentang keadaanmu di sini." Kata Joe tak menyembunyikan senyumannya. Kumis tipis Joe membuatnya semakin tampan malam itu.

"Jadi kau hadir di pesta ini...?" Suara Ima terhenti karena Joe menaruh jari telunjuknya di bibir Ima.

"Ssssertt,,, sudah jangan rusak pesta ini, yang penting sekarang aku tepati janjiku. Aku datang dan ingin tersenyum bahagia bersamamu.
Ima tersenyum dan sangat bahagia malam ini. Ya... Sangat bahagia.


"Joe, kau tidak akan pergi lagikan..?" Tanya Ima.

"Iya, aku tidak akan pergi lagi." Kata Joe suaranya sangat yakin sekali.

"Joe, apakah kau mencintaiku dengan tulus. ?" Tanya Ima khawatir.

"Ima, bagaimana aku membuktikannya agar kau percaya ?"
Tanya Joe.
Ima terdiam dia tidak tahu jawaban yang tepat untuk pertanyaan Joe. Ima merasa terjebak dengan pertanyaannya sendiri. Ima terlalu lugu untuk memahami setiap perhatian Joe padanya. Tapi kini yang Ima rasakan adalah Ima ingin selalu ada didekat Joe. "Gita cinta yang tersimpan itu kini saatnya berlagu indah," kata hati Ima.

Pandangannya dialihkannya pada teman-temannya, mereka terlihat sangat bahagia dan menikmati pesta yang disediakan oleh mama Ima.

"Setelah kelulusan nanti kau punya rencana apa ?" Tanya Joe.

"Aku ingin melanjutkan kuliah rencanaku hem ..., sambil bekerja. Aku ingin membiayai kuliah ku dengan hasil keringat ku sendiri." Jawab Ima sambil mengusap lembut cincin hadiah ulang tahun dari Joe.

"Benar yang tante bilang." Kata Joe.

"Ih Joe, emang mama bilang apa tentang aku. ?" Tanya Ima sangat penasaran.

"Ada deh, ini rahasia antara calon mantu dan calon mertua." Joe menggoda Ima dengan senang.

"Joe bilang, ayo bilang ." Suara Ima sangat manja.

"Aku harus bisa menjaga rahasia, seperti tante merahasiakan keberadaanku. Oh ya, kau suka.?" Tanya Joe sambil mengangkat tangan Ima dengan cincin yang melingkari jari manisnya.

"Iya, aku sangat suka. Terimakasih Joe, ini hadiah istimewa untukku." Jawab Ima tersenyum puas.

"Aku sangat senang mendengarnya, coba kau lihat ini dan tolong kau pasangkan untukku." Joe mengeluarkan cincin yang serupa dengan yang diberikannya pada Ima.

"Joe..." Suara Ima bergetar.

"Ayo Ima..." Joe menyodorkan tangan kanannya. Tangan Ima memasangkan cincin itu dengan perlahan. Dan mereka saling bertatapan. Mata mereka yang bicara dan hanya mereka yang mengerti bahasa dari tatapan mata itu. Senyum kebahagiaan benar-benar menghiasi malam itu.

"Aku sudah bicara pada orang tuaku, kalau aku akan melanjutkan kuliah di kota ini, dan mereka setuju." Kata Joe.

"Bener Joe, aku sangat senang mendengarnya." Mata Ima berbinar-binar tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.

Malam itu semua bahagia. Moment yang tak akan dilupakan oleh mereka. Tapi perjuangan belum usai. Setelah lulus SMA mereka di hadapkan dengan masalah baru yang mungkin akan lebih berat lagi. Ada yang akan melanjutkan pendidikannya dan ada yang memilih bekerja.
Malam kian larut, pestapun usai sudah. Teman-teman Ima berpamitan untuk pulang.
Orang tua Joe dan Joe berpamitan juga, besok mereka akan kembali ke Makasar, Sulawesi Selatan.

"Ima aku pulang dulu ya, aku akan kembali ke Makasar besok. Nanti setelah kelulusan aku akan kembali ke Lampung. Tunggu aku ya, jangan sedih." Kata Joe sambil menyentuh dagu Ima dengan lembut.

Ima hanya menganggukkan kepalanya. Seharusnya memang Ima tidak sedih, karena Joe berjanji akan kembali, tapi yang namanya berpisah walau untuk sementara pasti menyisakan kesedihan. Ima berusaha membendung air matanya. Ima berusaha untuk tegar dan menguatkan kata hatinya bahwa Joe pasti menepati janjinya seperti malam ini.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari yang ditunggu-tungu akhirnya tiba. Pengumuman kelulusan adalah akhir perjuangan di tingkat SMA bagi mereka.
Ima dan teman-temannya dinyatakan lulus. Mereka menyambut gembira berita ini.
Dan berita bahagia juga datang dari Joe, Ia lulus dan segera datang ke Lampung untuk melanjutkan pendidikannya di Lampung.

Kini senyum bahagia di bibir Ima benar-benar tak lagi hilang. Karena Joe akan selalu ada di dekatnya. "Aku akan selalu tersenyum bahagia untukmu." Bisik hati Ima

Tamat.


Tag : Gita Cinta yang Tersimpan

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

8 komentar:

  1. Ciye ternyata ini persekongkolan para orang tua hehehe

    BalasHapus
  2. Jdi ke inget dngan syair arab

    "SAAT LUBU BU'DAD DARI ANKUM LITAKRUBA # WA TASKUBU AINAYAD DUMU'A LI TAJMUDA."
    Aku akan tinggal menjauh darimu agar hati kita semakin dekat, dan kedua mata ini air akan mengalirkan air mata rindu.

    BalasHapus
  3. Wow, di dalam persekongkolan antara Ken dan ortunya, tapi akhirnya tersenyum juga kau Ima.

    BalasHapus
  4. waduh ending cerita yg sangat mendebarkan hati nih!!,

    ya syukurlah akhir dari gita cintanya sekarang sudah berlagu.. hehe

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah.... Akhirnya mereka bersua kembali.

    Happy ending.

    BalasHapus
  6. Happy ending.

    Jadi terbayang masa SMA dulu masa2 yg bikin hati ga karuan. Hehe!

    BalasHapus
  7. Wahhhh.... sekali online langsung disuguhi dua kejutan ulang tahun yg berbeda nih.
    Satunya di sebelah. HA HA

    Ah... akhirnya gita cinta yang tersimpan, kembali berdendang teriring lantunan nada nada asmara. Hehe

    BalasHapus
  8. Yah, untungnya ini happy ending :)

    BalasHapus

Terima kasih untuk kehadirannya di blog Maya salam hangat dan persahabatan selalu